Menelisik Bunga Langka Yang Penuh Misteri
Pagi hari di Kebun Raya Bogor suhu berkisar 29ºC, tim teknis Labodia Prima Bersama peneliti BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) melakukan instalasi Sap Flow Meter pada tanaman Tetrastigma sp. Tetrastigma sp adalah tumbuhan merambat berkayu dari famili Vitaceae, atau keluarga anggur. Tanaman ini merupakan inang dari bunga hutan langka Rafflesia. Walaupun Rafflesia hidup sebagai parasit, bunga ini juga merupakan salah satu bunga yang dilindungi di Indonesia.
Bunga Rafflesia memliki siklus hidup yang cukup Panjang, dari biji hingga membentuk kuncup, Rafflesia arnoldii bisa memakan waktu 29–39 bulan, dari proses kopula hingga mekar sempurna bisa memakan waktu 9 bulan dan hanya memiliki umur mekar cukup pendek sekitar 5-7 hari. Menurut peneliti BRIN tingkat keberhasilan bunga mekar masih rendah, hal ini membuat kelangsungan hidup Rafflesia masih dipenuhi misteri.
Bunga Rafflesia termasuk dalam kelompok holoparasit, yaitu tidak memiliki kemampuan untuk fotosintesis. Untuk mendapatkan makanan, Bunga Rafflesia menggantungkan hidupnya pada tanaman inang. Saat menjadi parasit, Bunga Rafflesia akan menyerap unsur organik dan anorganik dari jaringan inangnya melalui haustorium, sejenis akar berupa serabut. Jika inangnya mati, Bunga Rafflesia juga akan mati.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsumsi air pada bakal bunga rafflesia pada fase kopula hingga mekar. 2 unit Sap Flow Meter dipasang pada batang inang Tetrastigma yang memiliki knop bunga Rafflesia. Lokasi pemasangan sensor dengan posisi sebelum dan sesudah knop bunga Rafflesia tumbuh.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!