Melon merupakan salah satu buah yang menjadi favorit untuk daerah yang beriklim tropis. Dan salah satu trend yang dilakukan petani untuk meningkatkan produktivitas dari tanaman melon adalah dengan menanam di dalam greenhouse. Dimana petani dapat mengatur berbagai parameter untuk mengoptimalkan hasil panen, seperti sistem fertigasinya.
Untuk meningkatkan efektivitas dari fertigasi ini, kita harus memahami berapa banyak air yang dikonsumsi oleh tanaman melon ini. Berdasarkan konsep pertanian presisi (precision agriculture), dimana kita perlu mengetahui dengan tepat, dalam kondisi tertentu, maka tanaman varietas X dengan usia Y minggu, akan mengkonsumsi air sejumlah Z liter/ hari.
Pengamatan kali ini, menjawab pertanyaan diatas. Berbekal alat sap flow meter dari ICT International, kita akan mengukur berapa banyak air yang digunakan oleh tanaman melon yang berusia 2 bulan ini, dalam kurun waktu 7 hari.
Sap flow meter ini, dipasang di batang bagian paling bawah, sebelum daun yang pertama. Sistem irigasi yang dipakai adalah drip irigasi, untuk memastikan tanah selalu dalam kondisi lembab.
Berikut adalah pola dari kecepatan getah (sap flow velocity) dari tanaman melon ini. Terlihat bahwa kecepatan aliran getahnya sangat bervariatif setiap harinya. Hal ini diakibatkan oleh banyak hal, seperti sinar matahari (lebih spesifiknya adalah sinar Photosyntesis Active Radiation PAR), suhu, kelembaban udara, ketersediaan air tanah, dll.
Di grafik ini dapat terlihat penggunaan airnya dalam kurun waktu 6 hari. Dan terlihat rata-rata penggunaan airnya adalah 28 mL per hari.
Untuk pengamatan selanjutnya, data diatas dapat dilengkapi dengan
- Data suhu & kelembaban udara
- Data PAR (Photosynthesis Active Radiation)
- Kadar Kelembaban Tanah (Soil Moisture)
- Perlakuan pupuk, mychorizae, atau organisme lainnya.