Sap Flow Meter (SFM-1)

Di pengamatan kali ini, PT. Labodia Prima bekerjasama dengan Pusat Penelitian Bioteknologi & Bioindustri Indonesia untuk melakukan pengamatan di tanaman jagung.

Tujuan dari pengamatan ini, adalah  untuk mengetahui pengaruh dari pemberian pupuk BioSilac terhadap penggunaan air dari tanaman. Seperti sudah diketahui, perilaku seperti ini bisa membuat tanaman lebih tahan terhadap kekeringan & juga mengurangi penggunaan air dari tanaman.

Lokasi pengamatan ini di IPB Science Technopark.

Metode pengamatannya adalah dengan mengamati 4 tanaman jagung, yang dibagi menjadi 2 kelompok

  • Control : A & B
  • Perlakuan BioSilAc : P2A & P2B.

Pengamatan ini, menggunakan beberapa alat, seperti :

  1. Weather station
  2. PAR Sensor
  3. Sap Flow Meter dari ICT International

Durasinya sepanjang 7 (tujuh) hari, dari 8 – 16 Maret 2021.

Berikut adalah dokumentasi dari kondisi ladang jagung, sebelum & sesudah pengamatan.

Ini adalah Teknik instalasi Sap Flow Meter, di tanaman jagung. Sebagai informasi tambahan, untuk tanaman monokotil, agar mendapatkan hasil pengukuran yang baik, diperlukan pemahaman mengenai Teknik instalasi sap flow meter. Dampak dari instalasi yang kurang baik, adalah dari dta yang tidak akurat, sampai data yang didapatkan sama sekali tidak dapat digunakan. Kami sudah melakukan trial & error di ratusan tanaman untuk mengetahui Teknik instalasi yang paling tepat digunakan untuk jenis tanaman tertentu.

Berikut adalah hasil dari pengamatannya.

  • Control A menggunakan air paling banyak
  • Control B & P2B, hampir sama penggunaan airnya
  • P2B menggunakan air paling sedikit. Hampir separuh dari penggunaan air control A

Beberapa Kesimpulan yang kami dapat adalah

P2B menggunakan air separuh dari Control A

Dari hasil pengamatan ini, sebaiknya dilanjutkan dengan pengamatan fisik tanaman. Apakah keduanya memiliki jumlah & luasan daun yang relatif sama?

Apakah keduanya menghasilkan panen yang sama?

Nah, apabila kita Tarik lebih jauh lagi, dengan menambahkan jumlah sampel yang diuji, kita bisa melihat apakah fenomena diatas, hanya terjadi pada P2B, atau juga terjadi pada tanaman-tanaman lainnya?

Perbandingan dengan kadar air tanah

Tidak lupa juga, penggunaan air tanaman, sangat dipengaruhi terhadap kesediaan air di dalam tanah. Apakah jumlah air tanah di control & perlakuan sama? Apabila berbeda, maka jelas ini akan mempengaruhi hasil pengamatan diatas.

Apabila kita Tarik lebih jauh, apakah ada pengaruh antara ketersediaan air tanah terhadap aplikasi dari BioSilAc ini?
Atau dengan kata lain, apakah BioSilAc akan efektif pada Tingkat kelembaban tanah tertentu.

Misalkan, ternyata BioSilAc efektif pada Tingkat kelembaban tanah 20-30%. Diatas, atau dibawah itu, maka efektivitasnya berkurang.

Dan masih banyak lagi pengamatan yang didapatkan dari pengamatan diatas. Kami akan sharingkan pada kesempatan lainnya.