Alat Riset Pertanian
  • Home
  • About Us
  • Products
    • Soil
    • Plants
    • Environment
    • Internet of Things
  • Solutions
    • Pemuliaan
    • Kekeringan
    • Kehutanan
    • Greenhouse
    • Hortikultur
    • Irigasi & Fertigasi
    • Fisiologi
    • Perkebunan
  • Case Studies
  • News and Events
  • Contact Us
  • Search
  • Menu Menu

Strategi Mengelola Suhu dan Kelembaban untuk Pertanian Berkelanjutan

18 September 2025/in Knowledge/by arp_admin2
37

Suhu dan kelembaban adalah dua faktor lingkungan paling mendasar dalam ekosistem pertanian. Keduanya memengaruhi hampir semua aspek fisiologi tanaman: fotosintesis, transpirasi, penyerapan nutrisi, hingga produktivitas hasil panen. Selama beberapa dekade terakhir, riset ilmiah menunjukkan bahwa perubahan iklim global telah meningkatkan variabilitas suhu dan kelembaban, yang berdampak pada risiko gagal panen serta ketahanan pangan dunia (IPCC, 2022).

Seri artikel sebelumnya telah membahas prinsip dasar, risiko ekstrem, hingga teknologi sensor untuk monitoring. Artikel penutup ini bertujuan merangkum wawasan tersebut dan memberikan strategi holistik bagi petani maupun peneliti dalam mengelola suhu dan kelembaban untuk pertanian berkelanjutan.


Suhu dan Kelembaban sebagai Fondasi Fisiologi Tanaman

Tanaman merespons perubahan suhu dan kelembaban dengan mekanisme fisiologis yang kompleks. Suhu memengaruhi aktivitas enzim, laju fotosintesis, serta pertumbuhan akar (Jones, 2014). Sementara kelembaban berperan penting dalam regulasi transpirasi dan keseimbangan air (Monteith & Unsworth, 2013).

Ketika suhu terlalu tinggi, tanaman dapat mengalami stres panas, yang ditandai dengan penutupan stomata dan penurunan efisiensi fotosintesis (Hasanuzzaman et al., 2013). Sebaliknya, kelembaban yang terlalu rendah menyebabkan peningkatan defisit tekanan uap air (VPD), membuat tanaman kehilangan lebih banyak air dibandingkan yang dapat diserap oleh akar.


Tantangan Pertanian Modern : Risiko Ekstrem

Perubahan iklim membawa tantangan baru dalam bentuk suhu ekstrem, kekeringan, dan kelembaban tinggi yang meningkatkan risiko penyakit (Hatfield & Prueger, 2015). Kombinasi antara suhu panas dan kelembaban tinggi, misalnya, menciptakan kondisi ideal bagi patogen tanaman. Di sisi lain, kelembaban tanah yang tidak stabil dapat mengganggu ketersediaan nutrisi serta memperburuk erosi lahan.

Hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan suhu dan kelembaban tidak bisa dilakukan secara parsial, melainkan harus terpadu dalam strategi pertanian presisi.


Strategi Holistik Mengelola Suhu dan Kelembaban

  1. Monitoring Berbasis Data
    Mengandalkan intuisi atau data cuaca makro tidak cukup. Penggunaan sensor suhu, kelembaban udara, dan kelembaban tanah memungkinkan pemantauan spesifik pada tingkat iklim mikro (Kumar et al., 2021). Integrasi dengan data logger dan IoT semakin mempermudah analisis tren jangka panjang.
  2. Manajemen Lahan
    Praktik konservasi tanah seperti mulsa organik, penanaman penutup tanah (cover crops), dan sistem irigasi tetes dapat menjaga kelembaban tanah lebih stabil serta menurunkan suhu di zona akar.
  3. Adaptasi Varietas
    Penggunaan varietas tanaman yang lebih toleran terhadap suhu ekstrem atau kelembaban rendah menjadi strategi penting. Penelitian pemuliaan modern banyak menargetkan sifat ketahanan terhadap stres abiotik ini (Chinnusamy et al., 2007).
  4. Rumah Kaca dan Naungan
    Pada hortikultura bernilai tinggi, penggunaan rumah kaca, paranet, atau sistem pendinginan evaporatif membantu menjaga stabilitas iklim mikro (Shamshiri et al., 2018).
  5. Integrasi Teknologi Digital
    Pertanian presisi kini mulai memanfaatkan decision support system (DSS) yang mengolah data suhu dan kelembaban untuk memberikan rekomendasi otomatis. Kombinasi dengan AI bahkan memungkinkan prediksi risiko penyakit berbasis pola lingkungan (Basso & Antle, 2020).

Masa Depan Pertanian : Berkelanjutan dan Climate-Smart Agriculture

Mengelola suhu dan kelembaban bukan hanya soal teknis budidaya, tetapi juga bagian dari strategi global untuk menghadapi perubahan iklim. Konsep climate-smart agriculture menekankan tiga hal utama:

  1. Meningkatkan produktivitas secara berkelanjutan.
  2. Meningkatkan ketahanan adaptif terhadap variabilitas iklim.
  3. Mengurangi emisi gas rumah kaca.

Monitoring suhu dan kelembaban menjadi langkah awal yang sederhana namun sangat fundamental untuk mencapai ketiga tujuan tersebut. Dengan mengintegrasikan semua strategi tersebut, pertanian modern dapat lebih tangguh menghadapi perubahan iklim sekaligus mendukung ketahanan pangan global.

Suhu dan kelembaban bukan sekadar angka, melainkan penentu kehidupan dan keberlanjutan sistem pertanian kita.


Referensi
  • Basso, B., & Antle, J. (2020). Digital agriculture to design sustainable agricultural systems. Nature Sustainability, 3(4), 254–256.
  • Chinnusamy, V., Zhu, J., & Zhu, J.-K. (2007). Cold stress regulation of gene expression in plants. Trends in Plant Science, 12(10), 444–451.
  • Hasanuzzaman, M., Nahar, K., Alam, M. M., Roychowdhury, R., & Fujita, M. (2013). Physiological, biochemical, and molecular mechanisms of heat stress tolerance in plants. International Journal of Molecular Sciences, 14(5), 9643–9684.
  • Hatfield, J. L., & Prueger, J. H. (2015). Temperature extremes: Effect on plant growth and development. Weather and Climate Extremes, 10, 4–10.
  • IPCC. (2022). Climate Change 2022: Impacts, Adaptation and Vulnerability. Cambridge University Press.
  • Jones, H. G. (2014). Plants and Microclimate (3rd ed.). Cambridge University Press.
  • Kumar, R., Singh, A., & Singh, S. (2021). IoT-based smart agriculture: Monitoring and controlling soil moisture and temperature. Journal of Ambient Intelligence and Humanized Computing, 12(3), 3289–3299.
  • Monteith, J. L., & Unsworth, M. (2013). Principles of Environmental Physics (4th ed.). Academic Press.
  • Shamshiri, R. R., et al. (2018). Advances in greenhouse automation and controlled environment agriculture: A transition to plant factories and urban agriculture. International Journal of Agricultural and Biological Engineering, 11(1), 1–22.
https://www.alatrisetpertanian.com/wp-content/uploads/2025/09/HEADER-ARTIKEL-ARP-12.png 687 1030 arp_admin2 https://www.alatrisetpertanian.com/wp-content/uploads/2024/04/logo-labodia-ict-notext.png arp_admin22025-09-18 07:07:072025-09-18 07:07:16Strategi Mengelola Suhu dan Kelembaban untuk Pertanian Berkelanjutan

Search

Recent News

  • Parameter Utama dalam Kurva Retensi Air Tanah

Discover More

  • Pengukuran In-Situ Konduktivitas Hidrolik Tanah Lebih Mudah Dengan Sistem Otomatis
  • Manfaat Praktik Pertanian dengan Memantau Suhu dan Kelembaban
  • Memahami Data Tanah untuk Pertumbuhan Tanaman yang Lebih Optimal
  • Monitoring Iklim Mikro: Kunci Peningkatan Hasil Pertanian
  • Delima Scientific Berpartisipasi Dalam 3rd ORGATROP 2025

Latest Solutions

  • Soil Respiration Meter23 July 2025 - 9:37 am
  • Analisa NPK Pada Pupuk Dan Tanah29 April 2025 - 7:08 am
  • Alat Ukur Klorofil Daun23 April 2025 - 2:08 am
Copyright @2024 – ALATRISETPERTANIAN.COM
Monitoring Iklim Mikro: Kunci Peningkatan Hasil PertanianDelima Scientific Berpartisipasi Dalam 3rd ORGATROP 2025
Scroll to top
WhatsApp us