Alat Riset Pertanian
  • Home
  • About Us
  • Products
    • Soil
    • Plants
    • Environment
    • Internet of Things
  • Solutions
    • Pemuliaan
    • Kekeringan
    • Kehutanan
    • Greenhouse
    • Hortikultur
    • Irigasi & Fertigasi
    • Fisiologi
    • Perkebunan
  • Case Studies
  • News and Events
  • Contact Us
  • Search
  • Menu Menu

Kenapa Tidak Semua Sensor Kelembaban Tanah Layak untuk Kelas Penelitian?

23 June 2025/0 Comments/in Knowledge/by arp_admin2
161

Kelembaban tanah merupakan indikator utama dalam riset pertanian karena memengaruhi penyerapan hara, aktivitas mikroba, dan fisiologi tanaman secara keseluruhan. Walau banyak sensor tersedia di pasaran, tidak semuanya layak untuk digunakan dalam konteks penelitian ilmiah. Berikut adalah alasan dan dukungan dari literatur ilmiah internasional.


Akurasi Tinggi adalah Standar Mutlak

Sensor untuk keperluan penelitian harus memiliki akurasi tinggi (±1–2 % VWC), konsistensi data, dan mampu bekerja dalam berbagai kondisi tanah. Teknologi seperti:

  • Time Domain Reflectometry (TDR)
    Telah menjadi standar global sejak tahun 1980-an dalam riset hidrologi dan agronomi (Robinson et al., 2008). Memberikan hasil akurat bahkan di berbagai jenis tekstur tanah tanpa terganggu oleh salinitas atau suhu.

  • Neutron Probe
    Dikenal karena akurasinya dalam mengukur kelembaban hingga kedalaman >1 meter, dengan margin kesalahan rendah (~±3 %). Namun penggunaannya dibatasi karena mengandung bahan radioaktif, sehingga memerlukan izin khusus (IAEA, 2010).


Amplitude Domain Reflectometry (ADR): Alternatif Presisi untuk Penelitian

ADR mengukur amplitudo sinyal gelombang elektromagnetik sebagai dasar estimasi kadar air tanah. Teknologi ini:

  • Memberikan akurasi tinggi (±2–4 % VWC) bila dikalibrasi dengan baik.

  • Menghasilkan hubungan linier antara √ε (akar konstanta dielektrik) dan kelembaban tanah, yang memudahkan kalibrasi (Sakaki et al., 2008).

  • Terbukti mampu menangkap perubahan kelembaban harian pada kedalaman tertentu, dan cocok digunakan pada berbagai jenis tanah tropis, termasuk Andisol dan tanah aluvial (Yamamoto & Honna, 2020).

Dengan biaya dan kompleksitas lebih rendah dibanding TDR, ADR semakin digunakan dalam penelitian skala menengah hingga besar.

Kalibrasi Sensor ADR


Sensor Satelit: Luas, tapi Terbatas

Penginderaan jauh dengan satelit (SMAP, Sentinel-1) digunakan untuk memantau kelembaban tanah permukaan (<5 cm) dalam skala spasial besar.

  • Akurasinya terbatas (~±5–10 % VWC), tergantung cuaca, vegetasi, dan resolusi temporal.

  • Cocok untuk pemetaan regional, tapi bukan untuk studi kecil atau sub-permukaan.


Sensor Kapasitif & Resistif: Cukup untuk Praktik, Tidak untuk Penelitian

  • Sensor Kapasitif Umum:
    Digunakan luas di pertanian karena hemat daya, tahan terhadap salinitas, dan kompatibel dengan sistem IoT. Namun tanpa kalibrasi spesifik tanah, akurasinya hanya sekitar ±5–7 % VWC, belum cukup untuk riset.

  • Sensor Resistif Murah:
    Sangat ekonomis, tetapi akurasinya rendah (±10–20 %), rentan terhadap korosi dan salinitas tanah. Cocok untuk edukasi dan pemantauan kasar saja.


📊 Tabel Ringkasan Teknologi

Metode Akurasi (VWC) Kelebihan
TDR ±1–2 % Sangat akurat, tahan lingkungan
Neutron Probe ±1–3 % Profil vertikal dalam, standar validasi
ADR ±2–4 % Presisi tinggi, mudah kalibrasi, lebih ekonomis
Satelit (SMAP/S1) ±5–10 % Pemantauan wilayah luas
Sensor Kapasitif ±5–7 % Hemat daya, cocok untuk irigasi pintar
Sensor Resistif Murah ±10–20 % Sangat murah, edukasi

Tidak semua sensor kelembaban tanah memenuhi standar ilmiah. Pemilihan sensor harus disesuaikan dengan tujuan penggunaan:

  • Penelitian presisi: TDR dan Neutron Probe tetap menjadi acuan utama.

  • Penelitian terapan dan monitoring lahan: ADR adalah opsi yang menjanjikan, dengan presisi mendekati TDR dan biaya lebih ringan.

  • Praktik pertanian & edukasi: Sensor kapasitif dan resistif cukup untuk monitoring kasar, tetapi tidak disarankan untuk riset.

Dengan pendekatan yang tepat, kita bisa mengoptimalkan data kelembaban tanah untuk mendukung pertanian berbasis sains yang presisi dan berkelanjutan.


Daftar Referensi

  1. Robinson, D. A., Campbell, C. S., Hopmans, J. W., Hornbuckle, B. K., Jones, S. B., Knight, R., … & Tuller, M. (2008). Soil moisture measurement for ecological and hydrological watershed-scale observatories: A review. Vadose Zone Journal, 7(1), 358–389. 

  2. IAEA (International Atomic Energy Agency). (2010). Neutron moisture gauges: Their use, calibration and validation. IAEA-TECDOC-1617. Vienna: IAEA.

  3. Sakaki, T., Limsuwat, A., Smits, K. M., & Illangasekare, T. H. (2008). Empirical two-point alpha-mixing model for calibrating the amplitude domain reflectometry sensors in soils. Water Resources Research, 44(8), W00D14. 

  4. Yamamoto, T., & Honna, T. (2020). Application of ADR method for soil moisture measurement in volcanic ash soils of Japan. Soil Science and Plant Nutrition, 66(2), 272–280. 

  5. Entekhabi, D., Njoku, E. G., O’Neill, P. E., Kellogg, K. H., Crow, W. T., Edelstein, W. N., … & Yueh, S. (2010). The Soil Moisture Active Passive (SMAP) mission. Proceedings of the IEEE, 98(5), 704–716. 

  6. Bogena, H. R., Huisman, J. A., Oberdörster, C., & Vereecken, H. (2007). Evaluation of a low‐cost soil water content sensor for wireless network applications. Journal of Hydrology, 344(1-2), 32–42. 

  7. Evett, S. R., Schwartz, R. C., Casanova, J. J., & Heng, L. (2013). Soil water sensing for water balance, ET and WUE. Agricultural Water Management, 104, 1–9. 

  8. Al-Rawi, M. J. T., Al-Fatlawi, S. M., & Al-Saedi, S. A. (2024). Evaluation of low-cost capacitive soil moisture sensors for irrigation scheduling. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 1381(1), 012003. 

https://www.alatrisetpertanian.com/wp-content/uploads/2025/06/MP03.webp 1920 2560 arp_admin2 https://www.alatrisetpertanian.com/wp-content/uploads/2024/04/logo-labodia-ict-notext.png arp_admin22025-06-23 03:28:062025-06-23 03:28:06Kenapa Tidak Semua Sensor Kelembaban Tanah Layak untuk Kelas Penelitian?
0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Search

Recent News

  • Parameter Utama dalam Kurva Retensi Air Tanah

Discover More

  • Pertumbuhan Batang sebagai Indikator Produktivitas Hutan Tanaman Industri
  • Dasar Ilmiah Analisis Hara Mikro (Trace Element) dalam Tanah
  • Parameter Penting dalam Analisis Tanah Pertanian Presisi
  • Waktu Tepat Melakukan Analisa NPK dalam Budidaya Tanaman
  • Kesalahan Umum Saat Menguji NPK Tanah

Latest Solutions

  • Soil Respiration Meter23 July 2025 - 9:37 am
  • Analisa NPK Pada Pupuk Dan Tanah29 April 2025 - 7:08 am
  • Alat Ukur Klorofil Daun23 April 2025 - 2:08 am
Copyright @2024 – ALATRISETPERTANIAN.COM
Bahan Organik Tanah: Penentu Kesuburan yang Mulai DilupakanKunci Kelembaban Tanah Bertahan di Musim Kering
Scroll to top
WhatsApp us