Alat Riset Pertanian
  • Home
  • About Us
  • Products
    • Soil
    • Plants
    • Environment
    • Internet of Things
  • Solutions
    • Pemuliaan
    • Kekeringan
    • Kehutanan
    • Greenhouse
    • Hortikultur
    • Irigasi & Fertigasi
    • Fisiologi
    • Perkebunan
  • Case Studies
  • News and Events
  • Contact Us
  • Search
  • Menu Menu

Kadar Air Tanah Akan Menentukan Hasil Panen?

8 July 2025/0 Comments/in Knowledge/by arp_admin2
170

Kadar air tanah (soil moisture content) merupakan salah satu faktor lingkungan paling krusial dalam menentukan pertumbuhan dan hasil panen tanaman. Tanpa kelembaban yang optimal, penyerapan unsur hara terganggu, proses fisiologis tanaman terhambat, dan risiko gagal panen meningkat signifikan.

Banyak penelitian menyatakan bahwa kadar air tanah yang tepat tidak hanya menjaga kesehatan tanaman, tapi juga meningkatkan efisiensi penggunaan air dan pupuk, serta mendukung pertanian berkelanjutan.


Mengapa Kadar Air Tanah Begitu Vital?

1. Penyerapan Hara Bergantung pada Air

Ion hara seperti nitrat (NO₃⁻), fosfat (H₂PO₄⁻), dan kalium (K⁺) hanya tersedia dalam bentuk larutan tanah. Tanah kering membuat ketersediaan ion ini rendah, sementara tanah terlalu basah menyebabkan akar kekurangan oksigen.

Studi oleh Fageria et al. (2011) menunjukkan bahwa penurunan kadar air tanah menghambat transportasi unsur hara melalui proses difusi dan mass flow. Hasilnya adalah pertumbuhan tanaman yang stagnan, bahkan pada lahan subur sekalipun.

2. Aktivitas Enzim dan Mikrobiota Tanah

Kelembaban tanah menentukan populasi dan aktivitas mikroorganisme tanah seperti Rhizobium, Azospirillum, dan mikoriza. Mikrob ini berperan penting dalam fiksasi nitrogen dan pelarutan fosfor.

Penelitian oleh Zhou et al. (2025) menunjukkan bahwa pada kondisi kelembaban 70–80% kapasitas lapang, aktivitas mikoriza meningkat 2–3 kali lipat dibanding kondisi terlalu kering atau jenuh air.

3. Fungsi Fisiologis Tanaman

Kelembaban memengaruhi tekanan turgor, pembukaan stomata, dan fotosintesis. Pada kelembaban rendah, stomata menutup → penurunan asupan CO₂ → fotosintesis terganggu → hasil panen menurun drastis.


Studi Ilmiah dan Dampaknya

1. Jagung – Hatfield & Prueger (2015)

Penelitian di AS menunjukkan bahwa:

  • Penurunan kelembaban tanah 20% dari kapasitas lapang menyebabkan penurunan hasil hingga 30%.

  • Pengaruh ini diperparah pada suhu ekstrem, menunjukkan interaksi antara kadar air dan stres iklim.

2. Barley & Gandum – Ceko (2014–2021)

Studi jangka panjang oleh University of South Bohemia menemukan:

  • Kadar air menjelaskan 79% variasi hasil panen pada barley dan gandum musim semi.

  • Yield tertinggi didapat saat kelembaban tanah dipertahankan di kisaran 70–80% kapasitas lapang.

3. Gandum – Penelusuran Karbon Isotop (Zhou et al., 2025)

Menggunakan pelacak isotop ^13C, studi ini menemukan bahwa:

  • Kelembaban 75% meningkatkan biomassa dan berat 1000 biji.

  • Air berlebih justru mendorong pertumbuhan vegetatif, bukan pengisian biji, dan menurunkan efisiensi hasil.

4. Sayuran & Hortikultura – Singh et al. (2022)

Penggunaan sensor kelembaban untuk irigasi presisi:

  • Hemat air hingga 50%

  • Meningkatkan hasil sayuran dan buah (tomat, cabai, semangka) hingga 15–20%

  • Meningkatkan efisiensi pemupukan karena tanah dijaga tetap aktif


Kelembaban tanah merupakan faktor kunci yang sangat memengaruhi hasil panen dan efisiensi penggunaan sumber daya pertanian. Berdasarkan berbagai penelitian ilmiah, kadar air tanah yang optimal—yakni sekitar 70–80% dari kapasitas lapang—secara konsisten memberikan hasil terbaik pada berbagai jenis tanaman seperti jagung, gandum, barley, dan hortikultura.

Ketidakseimbangan kelembaban, baik berupa kekeringan maupun kejenuhan air, terbukti secara ilmiah menyebabkan penurunan penyerapan hara, gangguan fisiologis tanaman, serta kerugian hasil hingga 30% atau lebih. Oleh karena itu, pemantauan dan pengelolaan kadar air tanah secara presisi menjadi kebutuhan mutlak, bukan lagi pilihan.

Teknologi sensor kelembaban tanah berbasis Amplitude Domain Reflectometry (ADR), seperti MP406/SMM1 dari ICT International, menawarkan solusi ilmiah yang dapat diandalkan. Sensor ini telah divalidasi secara akurat terhadap metode gravimetri dan terbukti mampu memberikan data akurat untuk pengambilan keputusan irigasi, pemupukan, dan analisis kesuburan tanah yang lebih baik.


Referensi

  1. Hatfield, J.L., & Prueger, J.H. (2015). Weather and Climate Extremes, 10, 4–10.

  2. Zhou, L. et al. (2025). Frontiers in Plant Science.

  3. Singh, V. et al. (2022). Agronomy, 12(2), 278.

  4. ICT International. (2024). MP406 Product Datasheet

  5. Fageria, N.K. et al. (2011). Chemical Properties of Soils. CRC Press.

  6. University of South Bohemia (2023). Soil–yield dynamics in variable water conditions.

https://www.alatrisetpertanian.com/wp-content/uploads/2025/07/soil-moisture-to-yield.jpg 351 626 arp_admin2 https://www.alatrisetpertanian.com/wp-content/uploads/2024/04/logo-labodia-ict-notext.png arp_admin22025-07-08 03:42:142025-07-08 03:42:14Kadar Air Tanah Akan Menentukan Hasil Panen?
0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Search

Recent News

  • Parameter Utama dalam Kurva Retensi Air Tanah

Discover More

  • Parameter Utama dalam Kurva Retensi Air Tanah
  • Apa Itu Infiltrasi Dan Metode Pengukurannya
  • Dasar Ilmiah Analisis Hara Mikro (Trace Element) dalam Tanah
  • Dasar Pengukuran Kelembaban Tanah
  • Hubungan Suhu Tanah dengan Pertumbuhan Akar Tanaman

Latest Solutions

  • Soil Respiration Meter23 July 2025 - 9:37 am
  • Analisa NPK Pada Pupuk Dan Tanah29 April 2025 - 7:08 am
  • Alat Ukur Klorofil Daun23 April 2025 - 2:08 am
Copyright @2024 – ALATRISETPERTANIAN.COM
Memahami pH Tanah: Kunci Pertanian yang Lebih PresisiPertumbuhan Batang sebagai Indikator Produktivitas Hutan Tanaman Industri
Scroll to top
WhatsApp us